Senin, Hari yang Paling Dibenci Banyak Orang
Hampir semua orang pernah merasakan hal ini: hari Senin terasa lebih berat dibanding hari-hari lainnya. Seakan energi lebih cepat habis, pikiran lebih cepat penat, dan tubuh lebih lelah meski jam kerja sama saja.
Uniknya, rasa lelah ini bukan sekadar sugesti atau kebetulan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Katherine L. Milkman, profesor di Wharton School, University of Pennsylvania, fenomena “Monday fatigue” dipicu oleh gabungan faktor psikologis, biologis, hingga sosial.
Faktor Psikologis: Transisi dari Libur ke Rutinitas
Akhir pekan adalah simbol kebebasan: tidur lebih lama, santai bersama keluarga, atau berkumpul dengan teman. Begitu Senin datang, suasana berubah total: pekerjaan, rapat, dan target kembali menanti.
Perubahan mendadak ini menciptakan kejutan psikologis (psychological shock).
- Tubuh masih terbawa suasana santai akhir pekan.
- Otak harus segera beradaptasi dengan tekanan kerja.
- Akibatnya, energi mental terkuras lebih cepat.
Dr. Milkman menyebutnya sebagai “titik balik psikologis”, mirip dengan jet lag dalam skala kecil.
Faktor Biologis: Ritme Tubuh yang Terganggu
Selain psikologis, faktor biologis juga punya peran penting. Banyak orang mengubah pola tidur di akhir pekan, seperti tidur lebih larut atau bangun lebih siang. Kondisi ini disebut social jet lag.
Ketika kembali bangun pagi di hari Senin, tubuh belum sepenuhnya menyesuaikan. Dampaknya:
- Rasa kantuk lebih berat sepanjang hari.
- Konsentrasi mudah turun.
- Pulang kerja jadi terasa lebih melelahkan dibanding hari lain.
Menurut Dr. Milkman, perbedaan hanya beberapa jam pola tidur bisa berdampak besar, karena otak dan tubuh butuh tenaga ekstra untuk menyesuaikan ritme biologis.
Faktor Mental: Tekanan Awal Minggu
Senin sering dianggap sebagai hari paling penuh tekanan karena banyak agenda menumpuk:
- Rapat mingguan.
- Deadline yang harus dikejar.
- Email dan pekerjaan yang menumpuk sejak Jumat.
Akibatnya, beban kognitif meningkat. Otak dipaksa bekerja lebih keras di awal minggu, sehingga energi mental cepat habis meski jam kerja tidak berbeda dengan hari lainnya.
Faktor Sosial: Stigma “Monday Blues”
Selain aspek psikologis dan biologis, ada faktor sosial yang turut berperan: stigma negatif terhadap Senin.
Istilah seperti Monday blues atau I hate Monday membuat orang semakin terprogram untuk menganggap Senin sebagai hari berat.
Efeknya seperti sugesti kolektif: semakin sering mendengar dan meyakini Senin itu melelahkan, semakin besar kemungkinan tubuh dan pikiran benar-benar merasakannya.
Kenapa Hari Selasa hingga Jumat Lebih Ringan?
Meski sama-sama hari kerja, Selasa hingga Jumat biasanya tidak terasa seberat Senin. Alasannya:
- Tubuh sudah kembali ke ritme tidur normal.
- Transisi dari libur sudah terlewati.
- Beban psikologis berkurang karena otak lebih terbiasa dengan rutinitas.
Dengan kata lain, Senin adalah hari transisi yang memaksa tubuh dan pikiran untuk beradaptasi kembali dari mode liburan ke mode kerja.
Tips Mengurangi Rasa Lelah Pulang Kerja di Hari Senin

Walau Senin sering jadi hari terberat, ada beberapa cara untuk membuatnya lebih ringan:
1. Jaga Pola Tidur di Akhir Pekan
Hindari tidur terlalu larut atau bangun terlalu siang saat akhir pekan. Usahakan pola tidur tidak berbeda jauh dengan hari kerja agar tubuh tidak kaget saat Senin tiba.
2. Persiapkan Agenda Sejak Jumat
Catat prioritas pekerjaan sebelum libur akhir pekan. Dengan begitu, Senin tidak terasa penuh kejutan karena sudah ada gambaran jelas tentang apa yang harus dilakukan.
3. Mulai dengan Tugas Ringan
Jangan langsung menumpuk pekerjaan berat di Senin pagi. Mulailah dengan tugas ringan agar otak punya waktu beradaptasi.
4. Sisihkan Waktu untuk Jeda Singkat
Ambil istirahat sejenak di sela rapat atau pekerjaan, seperti berjalan sebentar atau sekadar tarik napas dalam-dalam.
5. Buat Ritual di Minggu Malam
Lakukan kegiatan transisi seperti merapikan meja kerja, menyiapkan pakaian, atau menulis to-do list. Ritual kecil ini membantu otak masuk ke mode kerja lebih mulus.
Fenomena pulang kerja di hari Senin terasa lebih melelahkan bukanlah hal kebetulan. Ada kombinasi faktor psikologis, biologis, mental, dan sosial yang membuat Senin lebih berat dibanding hari lainnya.
Kabar baiknya, rasa lelah itu bisa dikurangi dengan menjaga pola tidur, menyiapkan agenda, mengelola beban kerja, dan menciptakan transisi yang lebih mulus dari libur ke hari kerja.
Jadi, daripada terus menganggap Senin sebagai hari yang menakutkan, cobalah ubah pola pikir dan kebiasaan. Dengan begitu, Senin bisa jadi awal minggu yang lebih produktif dan positif.





